Acceptance

Pernahkah pada suatu titik dalam hidup, kita merasa diperlakukan tidak adil? Kita merasa diperlakukan buruk bahkan tidak adil oleh orang yang kita sangat sayangi atau orang yang pernah (dulu) kita sayangi?
Bila pernah, apakah yang kita lakukan setelah itu? Marah? Sedih? Menangis? atau bahkan ingin membalasnya. Penerimaan kita bisa bermacam-macam tergantung perlakuan tidak adil yang kita terima. 

Ada saatnya kita dapat memaafkan ketidakadilan yang kita terima itu, kita hanya memerlukan sebuah kata yaitu "maaf", tapi terkadang maaf tidaklah cukup kita memerlukan penjelasan atau alasan mengapa kita diperlakukan seperti itu.

Ya seringkali kata maaf tak terucap dan kita tak pernah diberitahu alasan perlakuan tersebut. Bukankah akhirnya kita bertanya-tanya. Apalagi setelah kita mencoba mencari tau apa kesalahan kita, apakah kita bersalah dan patut menerima perlakuan tak adil tersebut namun kita tak menemukan alasannya. Apakah yang harus kita lakukan? Menangis, meratapi perlakuan itu atau kita harus bangkit melupakannya, tapi apabila hal itu kita terima dari orang yang sangat kita sayangi terkadang kita terhenti, tak tau arah mana yang harus kita ambil, meratapinya dengan tangis dan terus menyalahkan diri sendiri. Tanyakanlah kepada orang tersebut, mengapa dia sampai tega melakukan hal itu, tapi bila memang harga diri kita terlalu tinggi untuk menanyakannya atau orang tersebut malah telah menghilang / jauh dari hidup kita. Kita harus belajar menerima, menerima semuanya itu tanpa perlu menyalahkan siapapun. Terimalah karena hidup terkadang memang tidak adil dan ada hal-hal yang memang di luar kendali kita, terimalah perlakuan tidak adil itu sebagai pelajaran berharga, ambillah sesuatu yang baik dari terjadinya hal itu. Seburuk apapun hal itu pasti ada sesuatu yang baik yang dapat kita peroleh, kita hanya perlu membuka mata dan pikiran untuk memandang hal itu dari sisi lain.

Menerima sesuatu yang buruk memang tidak mudah, butuh waktu, bahkan butuh tangisan air mata. Tapi semuanya itu adalah proses hidup. Terimalah saja, bahkan syukuri saja.

Comments

Popular posts from this blog

Dinda - Just For You (feat Abdul & The Coffee Theory) (lirik lagu)

Harapan Palsu